Monday, September 27, 2010

Ponsel Belum Ramah Lingkungan


PROGRAM daur ulang ponsel masih memprihatinkan karena para produsen sudah cukup puas ketika berhasil mendaur ulang 10 persen saja dari volume total sampah elektronik yang berupa ponsel bekas.

Industri ponsel global memang bertumbuh pesat. Terbukti, firma riset iSuppli Corp menemukan, populasi pengguna ponsel di dunia sudah mencapai lima miliar jiwa pada September 2010, dan akan meningkat menjadi 5,1 miliar jiwa pada akhir 2010.
Namun demikian, firma riset International Data Corp (IDC) menilai, industri ponsel ternyata belum terlalu perduli terhadap kelestarian lingkungan hidup. Sebab, IDC menegaskan, tingkat daur ulang ponsel bekas di dunia pada saat ini masih sangat rendah.

"Upaya daur ulang ponsel bekas sangat memprihatinkan karena para produsen ponsel sudah menganggap baik apabila mereka mampu mendaur ulang 10 persen saja dari volume ponsel bekas di dunia," ujar Vice President Mobility & Telecom Program IDC Stephen Drake.

IDC menjelaskan, sampah berupa ponsel bekas berisiko mencemari dan merusak kelestarian lingkungan hidup karena sebagian besar komponen ponsel dibuat dari materi anorganik, yang tidak dapat diurai secara alamiah oleh alam. Di samping itu, material ponsel juga mengandung sejumlah kimia berbahaya. Guna mengetahui tingkat keperdulian produsen ponsel terhadap kelestarian lingkungan hidup, IDC pun melakukan survei terhadap lima produsen ponsel utama di dunia. Secara berukuran sesuai abjad, lima produsen tersebut adalah Apple Inc, LG Electronics Inc, Nokia Corp, Samsung Electronics Co Ltd, dan Sony Ericsson Mobile Communications AB. Dari survei itu, IDC menemukan, Apple memiliki tingkat kepedulian cukup baik terhadap kelestarian lingkungan hidup.

Sebab, IDC mendapati,Apple sudah menyelenggarakan program daur ulang di 95 persen negara di mana produk- produk Apple dijual. Di samping itu, IDC menegaskan, Apple juga sangat aktif mendorong para mitra bisnisnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup.

"Apple mampu melakukan itu semua karena Chief Executive Officer Apple Inc Steve Jobs juga sangat aktif mengampanyekan kelestarian lingkungan hidup," tandas Drake. Beralih ke LG, IDC mengungkapkan, LG belum memiliki program daur ulang yang baik.Namun demikian, IDC menemukan, LG ternyata sangat aktif mengampanyekan penggunaan energi ramah lingkungan. Terbukti, IDC menjelaskan, LG agresif memproduksi ponsel dan charger bertenaga surya.

Lebih dari itu, IDC menambahkan, LG juga berjuang keras meningkatkan efisiensi konsumsi energi produk-produknya. Antara lain dengan memangkas konsumsi energi chargerketika berada dalam keadaan siaga, serta dengan memproduksi ponsel dan charger yang mampu memberikan peringatan kepada pengguna untuk memutus koneksi listrik ketika baterai ponsel sudah penuh. Sedangkan untuk Nokia, IDC memaparkan, Nokia memiliki komitmen kuat dalam menggunakan material yang dapat didaur ulang pada produk-produknya. Sebab, IDC mencermati, pada saat ini antara 65 persen hingga 80 persen komponen pada ponsel Nokia sudah dapat didaur ulang.

"Material ponsel Nokia yang tidak dapat didaur ulang hanya plastik. Tetapi, plastik itu pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam proses daur ulang.Karena itu, Nokia menjadi produsen ponsel paling maju dalam bidang daur ulang produk bekas," tutur Drake.

Berbeda daripada Nokia yang aktif di bidang daur ulang, IDC melanjutkan, Samsung memiliki komitmen sangat kuat dalam menghapus penggunaan kimia berbahaya pada ponsel-ponselnya. Sebab, IDC menemukan,Samsung sudah menghapus penggunaan BFR (Brominated Flame Retardants) pada ponsel-ponsel terbarunya sejak 1 Januari 2009. Di samping itu, IDC menambahkan, Samsung juga sudah menghapus penggunaan PVC (PolyVinyl Chloride) dari ponselponsel terbarunya sejak 1 Juli 2009. Lebih jauh, IDC menegaskan, Samsung juga menjadwalkan penghapusan kimia-kimia berbahaya lain dari ponsel-ponsel terbarunya mulai 31 Desember 2012.

Beralih ke Sony Ericsson, IDC mengungkapkan, Sony Ericsson berupaya meningkatkan kepedulian lingkungan dengan menggunakan material-material pengemasan produk yang ramah lingkungan, termasuk kertas-kertas daur ulang. Di samping itu, IDC mengungkapkan, Sony Ericsson juga mengembangkan kotak kemasan ponsel yang berbobot 80% lebih ringan daripada kotak kemasan standar. Dengan kotak kemasan lebih ringan, kendaraan pengangkut ponsel Sony Ericsson menjadi lebih hemat bahan bakar, sehingga menimbulkan lebih sedikit emisi CO2 (karbon dioksida).

"Tetapi, upaya Sony Ericsson yang paling signifikan adalah penggantian buku buku petunjuk penggunaan ponsel dari kertas menjadi digital. Dengan begitu, Sony Ericsson mampu menghemat penggunaan 350 ton kertas ketika memproduksi satu juta unit ponsel," papar Drake. Dengan menghindari penggunaan 350 juta ton kertas, IDC menggarisbawahi, maka Sony Ericsson telah menyelamatkan sekitar 13.000 pohon dari penebangan dan 7.500 meter kubik air dari pencemaran dalam proses produksi kertas.

"Dalam survei ini, IDC melakukan wawancara langsung dengan para produsen ponsel yang terlibat. Lebih dari itu, IDC juga melakukan inspeksi langsung terhadap produk, kemasan, dan aksesori ponsel," tukas Drake.


sumber : http://techno.okezone.com

No comments:

Post a Comment

 
coompax-digital magazine